Penyebab Rambut Rontok Pada Pria – Rambut rontok kerap berjalan terhadap pria bersama dengan usia yang jadi tua. Meski bisa termasuk menimpa pria bersama dengan usia yang lebih muda. Kerontokan rambut atau kebotakan terhadap pria usia tengah baya ini dikenal bersama dengan istilah androgenetic alopecia. Semakin tua usia pria, jadi rentan pula terkena kasus rambut rontok ini.
Istilah androgenetic alopecia dikenal bersama dengan nama lain kebotakan (male pattern baldness). Kebotakan ini membentuk pola di kulit kepala. Bentuknya didominasi bersama dengan hilangnya rambut di daerah pelipis, dan penipisan di daerah belakang kepala.
Kerontokan rambut bervariasi, jadi rontok gampang sampai berat. Jika kondisinya parah, rambut rontok di bagian depan dahi, ubun-ubun, menyisakan pola rambut di bagian kedua segi kepala, dan kebotakan di daerah belakang. Meski tidak membahayakan kesehatan, kasus ini bisa membawa dampak rasa yakin diri menurun drastis. Kenali apa penyebab utama rambut rontok terhadap pria sekaligus langkah mencegahnya di dalam artikel ini.
Penyebab Rambut Rontok: Dari Faktor Genetik sampai Masalah Stres
Kerontokan memang bisa berjalan kapan saja, baik wanita maupun pria. Namun kerontokan parah kebanyakan berjalan terhadap pria yang telah menginjak usia lanjut. Sepanjang hari, manusia mengalami rontok rambut sampai 100 helai atau lebih. Dilihat berasal dari siklusnya, perkembangan rambut sesudah rontok masih bisa tumbuh kembali.
Dalam beberapa kasus kerontokan rambut yang membawa dampak kebotakan berjalan bersama dengan beraneka macam faktor. Hal ini berjalan kebanyakan terhadap pria, di mana kira-kira 85 persen pria mengalami rontok rambut yang tidak tumbuh kembali.
Beberapa segi penyebab rontok rambut pada pria adalah:
1. Faktor genetik
Inilah segi utama yang membawa dampak kebotakan dan rambut rontok berjalan terhadap pria. Jika kamu mempunyai keluarga bersama dengan rambut yang mengalami penipisan berasal dari sementara ke sementara barangkali besar kamu pun dapat berpotensi serupa. Pola kebotakan dan lokasinya pun kebanyakan bisa di prediksi sementara menginjak usia tertentu. Kurang lebih kira-kira 95% of pria bersama dengan rambut tipis di sebabkan oleh gen yang mereka warisi berasal dari keluarganya.
Salah satu hormon yang di sebut DHT, bisa membawa dampak folikel rambut mengecil. Jika folikel mengecil, rambut yang tumbuh dapat jadi tipis, halus, dan pendek. Dampaknya adalah perkembangan rambut dapat jadi susah. Bahkan jadi kecil folikel membawa dampak rambut bisa jadi tidak tumbuh serupa sekali.
2. Berkurangnya Hormon Testosteron
Hormon testosteron terhadap pria berperan perlu di dalam mengembangkan organ tubuh spesifik terhadap pria. Salah satunya adalah perkembangan bulu dan rambut di mana folikel rambut dan sel-sel prostat termasuk bergantung terhadap hormon ini.
Testosteron yang menyusut akibat gen berasal dari genetik spesifik bisa merubah hormon testosteron. Dampaknya sesudah itu adalah folikel rambut di daerah kepala jadi mengecil, menipis.
Baca Juga: 10 Manfaat Serum Vitamin C untuk Wajah
3. Terapi Radiasi dan Kemoterapi
Proses radiasi atau kemoterapi bisa membawa dampak kasus kebotakan dan kerontokan rambut. Namun rambut bisa tumbuh kembali walau tidak serupa sebelumnya
4. Memiliki Riwayat Penyakit tertentu
Masalah klinis atau masalah kesegaran layaknya alopecia areata, infeksi kulit layaknya ringworm dan trichotillomania merupakan salah satu penyebab kebotakan dan kerontokan rambut. Kebotakan di sebagian daerah atau umum di sebut alopecia areata, membawa dampak rambut berguguran, meninggalkan pitak-pitak lingkaran yang masih bisa tumbuh lagi.
Masalah lainnya adalah munculnya scarring alopecia. Scarring alopecia merupakan penyakit langka yang menyebabkan kerusakan folikel rambut dan juga membawa dampak jaringan parut terbentuk sehingga menghalangi perkembangan rambut. Selain itu kasus kesegaran lain layaknya anemia atau kasus tiroid termasuk jadi penyebab rontoknya rambut terhadap pria. Kondisi ini bisa sementara maupun permanen bergantung suasana masing-masing individu.
5. Stres dan Tekanan Mental
Memiliki kasus psikologis dan emosional (stres, depresi, kecemasan, dll) termasuk berakibat terhadap menipisnya rambut dan kerontokan. Stres ini termasuk penyebab yang sementara. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog untuk membawa dampak suasana mental kamu membaik. Jika kesegaran mental telah membaik, rambut bisa kembali tumbuh.
6. Pemakaian obat-obatan dan suplemen
Rontoknya rambut termasuk bisa berjalan akibat efek negatif obat-obatan tertentu. Misalnya, obat kanker, obat jantung, obat asam urat, tekanan darah tinggi, arthritis, dan obat untuk menangani depresi.
Selain itu obat-obatan pengencer darah, vitamin A bersama dengan dosis tinggi, dan anabolic steroid yang di pakai pria untuk membentuk otot-otot tulang, termasuk barangkali besar memberikan efek yang sama.
7. Perawatan Rambut di Salon yang Berlebihan
Gaya rambut ternyata berpengaruh besar didalam memelihara rambut senantiasa kuat dan sehat. Terlalu kerap ke salon rambut untuk melaksanakan perawatan atau hairstyling terlalu berlebih ternyata bisa mempercepat rusaknya folikel rambut.
Rambut jadi tertarik, terpapar alat teknologi hairstyle bisa membawa dampak traction alopecia. Menurut Doris Day, dokter kulit spesialis kerontokan rambut di New York University Langone Medical Center, perlihatkan bahwa traction alopecia berjalan akibat apa saja yang membawa dampak tarikan terhadap rambut, sehingga akar rambut rusak, membawa dampak luka scar, dan rontok rambut permanen. Hal ini di sebabkan gara-gara rambut di tarik, di kepang, dan di ikat bersama dengan kencang.
8. Masalah tentang Nutrisi Makanan
Pada beberapa kondisi, diet makanan termasuk merubah suasana rambut. Sebagian orang bersama dengan terlampau banyak mengonsumsi zat besi atau terlampau banyak vitamin A bisa mengalami kasus rontok rambut.
9. Faktor Penyebab Lainnya
Jika termasuk pria bersama dengan suasana di bawah ini, kamu pun lebih rentan mengalami rambut rontok:
- Usia yang jadi menua
- Penurunan berat badan
- Ada jenis rambut spesifik yang memang lebih gampang rontok di banding rambut jenis lain.
- Memiliki riwayat penyakit spesifik (diabetes, lupus, dll)